Minggu, 03 Januari 2016

Tanpa upacara khusus, kemarin 31 Desember 2015, secara resmi MEA mulai diberlakukan. Dalam MEA, pasar untuk produk kita tidak lagi sebatas 240 juta peenduduk Indonesia, tetapi 615 juta penduduk di 10 negara ASEAN.

Kesepakatan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN muncul pada saat KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003 atau sudah 12 tahun yang lalu di era Presiden Megawati.

Dalam blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN itu terdapat empat pilar pendekatan strategis, yakni:
1. Menuju pasar tunggal dan basis produksi;
2. Menuju wilayah ekonomi yang berdaya saing tinggi;
3. Menuju kawasan dengan pembangunan ekonomi yang seimbang;
4. Menuju integrasi penuh dengan ekonomi global.

MEA secara ringkas berisi lima hal: diberlakukannya arus bebas antar sesama negara di ASEAN, meliputi :

1. Arus bebas Barang
2. Arus bebas Jasa
3. Arus bebas TK Trampil.
4. Arus bebas Modal
5. Arus bebas Investasi

Untuk kelima hal tersebut, kita punya kesempatan yang sama. Apakah kita akan menyerbu negara Asean lain dengan Barang, Jasa, Tenaga Kerja Trampil, Modal dan Investasi, atau sebaliknya justru kita yang akan diserbu. Semuanya tergantung dari strategi bisnis kita.

Jangan kaget kalau akan banyak Kantor-kantor Akuntan Singapura, Konsultan-Konsultan Penilai  Malaysia,  Pengacara2 Filipina, POM Bensin Petronas, salon-salon Vietnam, warung-warung Filipina, bengkel Myanmar atau bahkan Panti Pijat Thailand akan ada di lingkungan rumah kita, bersaing langsung dengan usaha kita.

Juga pasar tenaga kerja kita akan diserbu tenaga2 profesional dari negara2 Asean. Akan lebih  banyak nanti orang2 Malaysia, Filiphine, Thailand atau Singapore bareng satu lift dengan kita di gedung yang sama.

Bagaimana kita bisa survive ? Kuncinya Indonesia Incorporated !,  Indonesia first . Kita harus bersatu sebagai bangsa Indonesia, bangga dengan produk dalam negeri, utamakan produk bangsa Indonesia (Indonesia first). Dengan membeli produk Indonesia sebagai prioritas,  bantu dan dukung usaha bangsa Indonesia sendiri dan berlomba memberi layanan yang makin baik, cepat dan profesional.

Tentu saja produk kita dan layanan kita harus berkualitas, sehingga mampu bersaing secara fair.

Di bidang SDM kita juga harus siap bersaing lebih ketat. Kuncinya kualitas SDM kita harus unggul dan profesional. Kemampuan komunikasi Bahasa Asing kita juga harus ditingkatkan. Tentunya kita tidak menginginkan kita sendiri dan anak2 cucu kita  jadi jongos di negeri kita sendiri bukan?. Oleh karenanya Universitas2 kita harus mampu meningkatkan kulitas lulusannya. Perusahaan-Perusahaan Dalam negeri kita juga jangan bermental inlander, yang menganggap bahwa orang Asing itu pasti lebih hebat. Pengusaha kita harus juga mengusahakan lulusan dalam negeri kita yg berkualiitas dibanding Tenaga dari negeri tetangga.

Di samping itu semua ketahanan budaya dan keagamaan kita juga harus diperkuat. Pendidikan ahlak dan Agama harus dimulai sejak dini di lingkungan rumah kita masing2, agar anak2 kita kelak tidak larut dan terombang-ambing dalam arus globalisasi.

Jadi MEA bawa berkah atau musibah? Semua Tergantung kpd pemerintah dan masyarakat Indonesia. Sepanjang anda siap utk kompetisi dan adu keahlian, maka anda anda survive serta mungkin lead the wave! Selamat berkompetisi bersama MEA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.